Manfaat Pembangunan Kereta Api
Kurang perhatian terhadap KA.
Selama menjadi bangsa merdeka Indonesia tidak pernah
melakukan usaha serieus dalam pembangunan kereta api (KA). Jaringan KA
tidak banyak berubah dari yang warisan penjajahan Belanda, bahkan
berkurang karena banyak hubungan yang dulu ada sekarang ditiadakan.
Dulu ada hubungan KA antara Semarang dengan Blora dan
Rembang, antara Banjar (Ciamis) dengan Pengandaran, antara Bandung
dengan kota-kota di Bandung Selatan, antara Yogya dengan Magelang,
antara kota-kota di pulau Madura, di luar Jawa ada hubungan Makassar
dengan Pare-pare, dan masih banyak lagi. Itu semua sekarang tidak ada.
Sebaliknya belum pernah ada penambahan jaringan KA selama Indonesia
merdeka.
Juga kualitas KA tidak meningkat sebanding dengan
perkembangan teknologi perkeretaapian. Bahkan tidak lebih baik dari
kualitas masa pepnjajahan. Dulu ada KA Eendaagsche yang
menghubungkan Jakarta dengan Surabaya tidak lebih dari 12 jam, dengan
melalui Purwokerto-Yogya-Solo-Madiun pada siang hari; berangkat
masing-masing dari Jakarta dan Surabaya pada jam 6 pagi dan pada jam
17.56 sore tiba di Surabaya dan sebaliknya dari Jakarta. Juga ada Kereta
Malamnya yang berangkat jam 1800 dan tiba beberapa menit sebeljam jam 6
pagi. Itu semua masih menggunakan lokomotif uap yang digerakkan dengan
batu bara. Sekarang dengan segala kemajuan teknologi KA kita tidak mampu
mengadakan hubungan se-efisien dan efektif itu.
Padahal pembangunan KA mempunyai manfaat banyak,
khususnya bagi negara yang sedang berkembang. Sejarah dunia menunjukkan
bahwa negara-negara dalam tahap pembangunan memberikan perhatian besar
kepada pembangunan KA.
Ketika bangsa Amerika pada abad ke-19 membuka daerah Baratnya (the Wild West) pembangunan
KA punya peran penting. Sampai AS mendatangkan tenaga kerja dari China.
Baru mulai tahun 1930-an perhatian orang AS terhadap KA surut karena
pengaruh mobil dan kemudian pesawat terbang. Akibatnya sekarang AS
tertinggal jauh dalam perkembangan KA dari negara-negara Eropa seperti
Jerman dan Perancis, juga dari Jepang dan bahkan sekarang dari China
yang besar sekali perhatiannya kepada KA. .
Pembangunan KA memungkinkan pembukaan daerah luas
untuk turut dalam kegiatan ekonomi sehingga meningkatkan kesejahteraan
secara luas pula. Hasil produksi daerah itu yang tadinya terbatas sekali
pemasarannya, dengan adanya KA dapat dipasarkan di daerah yang jauh
lebih luas dan dalam volume yang jauh lebih besar. Orang daerah itu juga
lebih leluasa bepergian kemana-mana dengan jauh lebih mudah dan lebih
murah. Hal ini terus berkembang ketika negara itu menjadi negara
industri maju, sebagaimana terlihat di Eropa dan Jepang. Angkutan KA
terbukti keunggulan maknanya dalam logistik bangsa, hal mana sekarang
diakui orang AS yang bersedia berpikir obyektif.
Terbukti dari pengalaman dan kalkulasi bahwa angkutan
KA untuk jarak jauh jauh lebih ekonomis dari angkutan bermotor dan
udara dan hanya kalah dari angkutan air/laut.
Selain itu sejak permulaan KA mempunyai peran strategi militer yang amat penting, hal mana terbukti dalam Perang Saudara (Civil War)
di AS. Rencana mobilisasi yang bdibuat Staf Umum Jerman untuk
menghadapi Perang Dunia I dan II banyak tergantung pada peran KA yang
efektif ; Hal ini penting untuk angkutan orang dan pasukan maupun
angkutan barang.
Pembangunan KA iuga memberikan kesempatan kerja
banyak, Hal ini amat berguna bagi bangsa-bangsa yang harus mengatasi
kemiskinan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa China sekarang
begitu besar perhatiannya kepada pembangunana KA. Tercipta banyak
kesempatan kerja ketika membangun jaringan baru maupun dalam
mengoperasikan KA. Diperlukan berbagai organisasi yang semuanya
memberikan kesempatan kerja untuk banyak tenaga kerja. Hal ini jelas
sekali penting dalam pembangunan Indonesia yang masih bergulat dalam
masalah kemiskinan. China dengan penduduknya yang 1.300 juta banyaknya
dan masih miskin, sangat berkepentingan menyediakan kesempatan kerja
itu.
Selain itu KA adalah moda transportasi massal yang
paling efektif., baik untuk jarak jauh maupun dekat. Untuk mengatasi
masalah angkutan massal satu kota besar tidak ada yang lebih efektif
dari KA. Lihat saja Tokyo ibukota Jepang dengan KA bawah tanah (subway) yang
melintas dari utara ke selatan, dari timur ke barat, serta dibangun di
berbagai kedalaman. Juga KA biasa tetap banyak, ada yang mengitari kota
Tokyo dengan dua arah (namanya Yamanote), masih ditambah lagi
dengan yang memotong kota Tokyo dari stasiun Tokyo Pusat ke stasiun
Shinjuku, dan banyak KA menuju ke daerah keliling Tokyo untuk melayani
mereka yang tinggal di daerah keliling Tokyo untuk bekerja di Pusat
Berapa juta rakyat bergerak dengan berbagai jenis KA tiap-tiap hari
sukar dibayangkan. Meskipun jaringan itu sudah begitu luas, toh pada rush hour ketika
orang pulang kerja Yamanote penuh sekali sehingga penumpang perlu
dipadatkan berdirinya dalam kereta untuk memberikan tempat bagi yang
masih mau naik.
Jelas sekali bahwa Jakarta tak akan dapat mengatasi
masalah transportasi kalau tidak bersedia melakukan pembangunan KA
secara serieus, baik berupa KA atas tanah maupun bawah tanah. Apalagi
penduduk Jakarta terus meningkat, hal mana tak dapat dicegah selama
pertambahan penduduk Indonesia terus tinggi. Juga kota besar lain
seperti Surabaya, Bandung, Medan dan Makassar akan menghadapi persoalan
ini. .
Selain itu KA punya peran penting untuk mengurangi
penggunaan BBM. Di seluruh dunia kuat sekali urgensinya untuk mengurangi
ketergantungan kepada minyak bumi. Salah satu cara penting dan efektif
adalah adanya transportasi KA yang luas dan digerakkan tenaga listrik.
dan non-minyak. Kalau angkutan KA demikian diorganisasi secara baik,
seperti yang ada di Jepang atau Belanda yang sanggup menghadirkan KA
setiap 5 menit tanpa menimbulkan kecelakaan atau tumpukan, maka
masyarakat akan senang menggunakan angkutan KA dan kurang menggunakan
kendaraan bermotor. Ketika bertugas di Tokyo penulis jauh lebih senang
menggunakan angkutan KA dari pada naik mobil, kecuali kalau harus pergi
mewakili negara dengan mobil berbendera nasional. KA atas maupun bawah
tanah semuanya tepat waktu, menghubungkan semua bagian Tokyo (bahkan ada
subway yang punya stasiun di basement satu department store) banyak
sekali frekwensinya sehingga tak perlu hilang waktu karena menunggu, dan
harga tiketnya relatif murah, Kalau masyarakat membatasi penggunaan
angkutan bermotor mau tidak mau konsumsi BBM berkurang.
Dengan segala alasan manfaat KA itu kurang dapat
dimengerti mengapa para pemimpin di Indonesia sejak 1945 hingga kini
kurang memperhatikan pembangunan KA. Mungkin sekali menganggap
pembangunan KA memerlukan dana yang besar. Akan tetapi mengingat
manfaatnya seharusnya pimpinan bangsa yang mempunyai rasa tanggungjawab
untuk masa depan bangsa akan mencari jalan bagaimana memperoleh dana
itu. Terutama pemimpin bangsa yang besar perhatiannya kepada
kesejahteraan rakyat banyak akan melakukan pembangunan KA secara
serieus.
Ketika AS baru mulai membangun KA di abad ke 19 ia
belum bangsa yang kaya. Demikian pula Jepang pada Restorasi Meiji ketika
mulai membangun KA masih bangsa miskin. Juga China pada tahun 1949
ketika mulai membangun KA belum sekaya sekarang. Jadi tidak berlebihan
untuk menuntut agar para pemimpin Indonesia secara jauh lebih serieus
mencari jalan mendapatkan dana untuk pembangunan KA.
Mungkin para pemimpin memberikan prioritas kepada
pembangunan jalan darat. Pembangunan jalan darat tidak salah, juga
pembangunan transpor laut dan udara. Namun arti strategis KA baik dari
sudut ekonomi maupun militer, membuatnya tidak kalah prioritasnya.
Jangan sampai para pemimpin Indonesia dihinggapi mentalitas yang pada
pertengahan abad ke 20 ada pada pemimpin AS, yaitu mengabaikan KA ni
jelaeridtas kepada prerhatiannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar