Sabtu, 02 November 2013


Manfaat Pembangunan Kereta Api


Kurang perhatian terhadap KA.
Selama menjadi bangsa merdeka Indonesia tidak pernah melakukan usaha serieus dalam pembangunan kereta api (KA). Jaringan KA tidak banyak berubah dari yang warisan penjajahan Belanda, bahkan berkurang karena banyak hubungan yang dulu ada sekarang ditiadakan.
Dulu ada hubungan KA antara Semarang dengan Blora dan Rembang, antara Banjar (Ciamis) dengan Pengandaran, antara Bandung dengan kota-kota di Bandung Selatan, antara Yogya dengan Magelang, antara kota-kota di pulau Madura, di luar Jawa ada hubungan Makassar dengan Pare-pare, dan masih banyak lagi. Itu semua sekarang tidak ada. Sebaliknya belum pernah ada penambahan jaringan KA selama Indonesia merdeka.
Juga kualitas KA tidak meningkat sebanding dengan perkembangan teknologi perkeretaapian. Bahkan tidak lebih baik dari kualitas masa pepnjajahan. Dulu ada KA Eendaagsche yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya tidak lebih dari 12 jam, dengan melalui Purwokerto-Yogya-Solo-Madiun pada siang hari; berangkat masing-masing dari Jakarta dan Surabaya pada jam 6 pagi dan pada jam 17.56 sore tiba di Surabaya dan sebaliknya dari Jakarta. Juga ada Kereta Malamnya yang berangkat jam 1800 dan tiba beberapa menit sebeljam jam 6 pagi. Itu semua masih menggunakan lokomotif uap yang digerakkan dengan batu bara. Sekarang dengan segala kemajuan teknologi KA kita tidak mampu mengadakan hubungan se-efisien dan efektif itu.
Padahal pembangunan KA mempunyai manfaat banyak, khususnya bagi negara yang sedang berkembang. Sejarah dunia menunjukkan bahwa negara-negara dalam tahap pembangunan memberikan perhatian besar kepada pembangunan KA.
Ketika bangsa Amerika pada abad ke-19 membuka daerah Baratnya (the Wild West) pembangunan KA punya peran penting. Sampai AS mendatangkan tenaga kerja dari China. Baru mulai tahun 1930-an perhatian orang AS terhadap KA surut karena pengaruh mobil dan kemudian pesawat terbang. Akibatnya sekarang AS tertinggal jauh dalam perkembangan KA dari negara-negara Eropa seperti Jerman dan Perancis, juga dari Jepang dan bahkan sekarang dari China yang besar sekali perhatiannya kepada KA. .
Pembangunan KA memungkinkan pembukaan daerah luas untuk turut dalam kegiatan ekonomi sehingga meningkatkan kesejahteraan secara luas pula. Hasil produksi daerah itu yang tadinya terbatas sekali pemasarannya, dengan adanya KA dapat dipasarkan di daerah yang jauh lebih luas dan dalam volume yang jauh lebih besar. Orang daerah itu juga lebih leluasa bepergian kemana-mana dengan jauh lebih mudah dan lebih murah. Hal ini terus berkembang ketika negara itu menjadi negara industri maju, sebagaimana terlihat di Eropa dan Jepang. Angkutan KA terbukti keunggulan maknanya dalam logistik bangsa, hal mana sekarang diakui orang AS yang bersedia berpikir obyektif.
Terbukti dari pengalaman dan kalkulasi bahwa angkutan KA untuk jarak jauh jauh lebih ekonomis dari angkutan bermotor dan udara dan hanya kalah dari angkutan air/laut.
Selain itu sejak permulaan KA mempunyai peran strategi militer yang amat penting, hal mana terbukti dalam Perang Saudara (Civil War) di AS. Rencana mobilisasi yang bdibuat Staf Umum Jerman untuk menghadapi Perang Dunia I dan II banyak tergantung pada peran KA yang efektif ; Hal ini penting untuk angkutan orang dan pasukan maupun angkutan barang.
Pembangunan KA iuga memberikan kesempatan kerja banyak, Hal ini amat berguna bagi bangsa-bangsa yang harus mengatasi kemiskinan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa China sekarang begitu besar perhatiannya kepada pembangunana KA. Tercipta banyak kesempatan kerja ketika membangun jaringan baru maupun dalam mengoperasikan KA. Diperlukan berbagai organisasi yang semuanya memberikan kesempatan kerja untuk banyak tenaga kerja. Hal ini jelas sekali penting dalam pembangunan Indonesia yang masih bergulat dalam masalah kemiskinan. China dengan penduduknya yang 1.300 juta banyaknya dan masih miskin, sangat berkepentingan menyediakan kesempatan kerja itu.
Selain itu KA adalah moda transportasi massal yang paling efektif., baik untuk jarak jauh maupun dekat. Untuk mengatasi masalah angkutan massal satu kota besar tidak ada yang lebih efektif dari KA. Lihat saja Tokyo ibukota Jepang dengan KA bawah tanah (subway) yang melintas dari utara ke selatan, dari timur ke barat, serta dibangun di berbagai kedalaman. Juga KA biasa tetap banyak, ada yang mengitari kota Tokyo dengan dua arah (namanya Yamanote), masih ditambah lagi dengan yang memotong kota Tokyo dari stasiun Tokyo Pusat ke stasiun Shinjuku, dan banyak KA menuju ke daerah keliling Tokyo untuk melayani mereka yang tinggal di daerah keliling Tokyo untuk bekerja di Pusat Berapa juta rakyat bergerak dengan berbagai jenis KA tiap-tiap hari sukar dibayangkan. Meskipun jaringan itu sudah begitu luas, toh pada rush hour ketika orang pulang kerja Yamanote penuh sekali sehingga penumpang perlu dipadatkan berdirinya dalam kereta untuk memberikan tempat bagi yang masih mau naik.
Jelas sekali bahwa Jakarta tak akan dapat mengatasi masalah transportasi kalau tidak bersedia melakukan pembangunan KA secara serieus, baik berupa KA atas tanah maupun bawah tanah. Apalagi penduduk Jakarta terus meningkat, hal mana tak dapat dicegah selama pertambahan penduduk Indonesia terus tinggi. Juga kota besar lain seperti Surabaya, Bandung, Medan dan Makassar akan menghadapi persoalan ini. .
Selain itu KA punya peran penting untuk mengurangi penggunaan BBM. Di seluruh dunia kuat sekali urgensinya untuk mengurangi ketergantungan kepada minyak bumi. Salah satu cara penting dan efektif adalah adanya transportasi KA yang luas dan digerakkan tenaga listrik. dan non-minyak. Kalau angkutan KA demikian diorganisasi secara baik, seperti yang ada di Jepang atau Belanda yang sanggup menghadirkan KA setiap 5 menit tanpa menimbulkan kecelakaan atau tumpukan, maka masyarakat akan senang menggunakan angkutan KA dan kurang menggunakan kendaraan bermotor. Ketika bertugas di Tokyo penulis jauh lebih senang menggunakan angkutan KA dari pada naik mobil, kecuali kalau harus pergi mewakili negara dengan mobil berbendera nasional. KA atas maupun bawah tanah semuanya tepat waktu, menghubungkan semua bagian Tokyo (bahkan ada subway yang punya stasiun di basement satu department store) banyak sekali frekwensinya sehingga tak perlu hilang waktu karena menunggu, dan harga tiketnya relatif murah, Kalau masyarakat membatasi penggunaan angkutan bermotor mau tidak mau konsumsi BBM berkurang.
Dengan segala alasan manfaat KA itu kurang dapat dimengerti mengapa para pemimpin di Indonesia sejak 1945 hingga kini kurang memperhatikan pembangunan KA. Mungkin sekali menganggap pembangunan KA memerlukan dana yang besar. Akan tetapi mengingat manfaatnya seharusnya pimpinan bangsa yang mempunyai rasa tanggungjawab untuk masa depan bangsa akan mencari jalan bagaimana memperoleh dana itu. Terutama pemimpin bangsa yang besar perhatiannya kepada kesejahteraan rakyat banyak akan melakukan pembangunan KA secara serieus.
Ketika AS baru mulai membangun KA di abad ke 19 ia belum bangsa yang kaya. Demikian pula Jepang pada Restorasi Meiji ketika mulai membangun KA masih bangsa miskin. Juga China pada tahun 1949 ketika mulai membangun KA belum sekaya sekarang. Jadi tidak berlebihan untuk menuntut agar para pemimpin Indonesia secara jauh lebih serieus mencari jalan mendapatkan dana untuk pembangunan KA.
Mungkin para pemimpin memberikan prioritas kepada pembangunan jalan darat. Pembangunan jalan darat tidak salah, juga pembangunan transpor laut dan udara. Namun arti strategis KA baik dari sudut ekonomi maupun militer, membuatnya tidak kalah prioritasnya. Jangan sampai para pemimpin Indonesia dihinggapi mentalitas yang pada pertengahan abad ke 20 ada pada pemimpin AS, yaitu mengabaikan KA ni jelaeridtas kepada prerhatiannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar