Sabtu, 02 November 2013

 Jadwal Kereta Api Bandung

Berikut merupakan jadwal kereta api local-jarak jauh:





 Jadwal KA Lokal KRD Ekonomi (Padalarang – Cicalengka PP)



 Jadwal KA KRD Patas (Padalarang – Cicalengka PP)

Macam-Macam Locomotive Indonesia 

 

 D 300






Lokomotif D 300 adalah lokomotif diesel hidrolik buatan pabrik Fried Krupp, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1968.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 340HP. Lokomotif ini biasa digunakan untuk langsir kereta penumpang ataupun kereta barang. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum 50 km/jam.


D 301

Lokomotif D 301 adalah lokomotif diesel hidrolik buatan pabrik Fried Krupp, Jerman. Lokomotif ini mulai dinas sejak 1962. Lokomotif ini merupakan tipe kedua setelah D300.
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 340 HP.


BB 200




Lokomotif BB 200 buatan General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe pertama dengan transmisi daya DC - DC yang sudah digunakan di Jawa sejak tahun 1957.

Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 950 HP dengan susunan gandar lokomotif ini adalah (A1A).Hal ini dibuat agar tekanan gandarnya rendah, karena berat lokomotif ini sebesar 75 ton.

Kecepatan maksimum 110km/jam.



BB 201




Lokomotif BB 201 buatan General Motors adalah lokomotif diesel elektrik tipe kedua dengan transmisi daya DC - DC yang sudah dioperasikan sejak tahun 1964.

Lokomotif ini berdaya 1425 HP.



BB 202




Manfaat Pembangunan Kereta Api


Kurang perhatian terhadap KA.
Selama menjadi bangsa merdeka Indonesia tidak pernah melakukan usaha serieus dalam pembangunan kereta api (KA). Jaringan KA tidak banyak berubah dari yang warisan penjajahan Belanda, bahkan berkurang karena banyak hubungan yang dulu ada sekarang ditiadakan.
Dulu ada hubungan KA antara Semarang dengan Blora dan Rembang, antara Banjar (Ciamis) dengan Pengandaran, antara Bandung dengan kota-kota di Bandung Selatan, antara Yogya dengan Magelang, antara kota-kota di pulau Madura, di luar Jawa ada hubungan Makassar dengan Pare-pare, dan masih banyak lagi. Itu semua sekarang tidak ada. Sebaliknya belum pernah ada penambahan jaringan KA selama Indonesia merdeka.
Juga kualitas KA tidak meningkat sebanding dengan perkembangan teknologi perkeretaapian. Bahkan tidak lebih baik dari kualitas masa pepnjajahan. Dulu ada KA Eendaagsche yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya tidak lebih dari 12 jam, dengan melalui Purwokerto-Yogya-Solo-Madiun pada siang hari; berangkat masing-masing dari Jakarta dan Surabaya pada jam 6 pagi dan pada jam 17.56 sore tiba di Surabaya dan sebaliknya dari Jakarta. Juga ada Kereta Malamnya yang berangkat jam 1800 dan tiba beberapa menit sebeljam jam 6 pagi. Itu semua masih menggunakan lokomotif uap yang digerakkan dengan batu bara. Sekarang dengan segala kemajuan teknologi KA kita tidak mampu mengadakan hubungan se-efisien dan efektif itu.
Padahal pembangunan KA mempunyai manfaat banyak, khususnya bagi negara yang sedang berkembang. Sejarah dunia menunjukkan bahwa negara-negara dalam tahap pembangunan memberikan perhatian besar kepada pembangunan KA.
Ketika bangsa Amerika pada abad ke-19 membuka daerah Baratnya (the Wild West) pembangunan KA punya peran penting. Sampai AS mendatangkan tenaga kerja dari China. Baru mulai tahun 1930-an perhatian orang AS terhadap KA surut karena pengaruh mobil dan kemudian pesawat terbang. Akibatnya sekarang AS tertinggal jauh dalam perkembangan KA dari negara-negara Eropa seperti Jerman dan Perancis, juga dari Jepang dan bahkan sekarang dari China yang besar sekali perhatiannya kepada KA. .
Pembangunan KA memungkinkan pembukaan daerah luas untuk turut dalam kegiatan ekonomi sehingga meningkatkan kesejahteraan secara luas pula. Hasil produksi daerah itu yang tadinya terbatas sekali pemasarannya, dengan adanya KA dapat dipasarkan di daerah yang jauh lebih luas dan dalam volume yang jauh lebih besar. Orang daerah itu juga lebih leluasa bepergian kemana-mana dengan jauh lebih mudah dan lebih murah. Hal ini terus berkembang ketika negara itu menjadi negara industri maju, sebagaimana terlihat di Eropa dan Jepang. Angkutan KA terbukti keunggulan maknanya dalam logistik bangsa, hal mana sekarang diakui orang AS yang bersedia berpikir obyektif.